Bukan pertama kalinya bagi Adam untuk mendengar suara
ketukan di kaca jendelanya itu. Hal ini sudah sering terjadi, dan setiap kali
suara itu terdengar, Adam terbangun dari tidurnya dan tidak bisa tidur lagi
sampai pagi. Kemisteriusan dari suara ketukan di jendela itu sudah seperti
kejadian rutin bagi Adam. Ia menghitung, bahwa sudah ada dua minggu sejak suara
itu pertama kali terdengar.
Adam bahkan tidak tahu
bagaimana semua itu bermula. Dua minggu yang lalu ia pulang dari gym setelah
bekerja, dan karena sudah kelelahan, langsung membanting tubuhnya ke atas
tempat tidur tanpa mandi atau melakukan hal lain. Hal selanjutnya yang ia ingat
adalah dirinya, yang terbangun pukul sebelas malam dalam keadaan gelap. Kamar
apartemennya memang kecil. Dan sulit sekali untuk bergerak di kegelapan tanpa
menabrak benda. Adam teringat bahwa suatu suara membangunkannya malam itu. Ya.
Suara ketukan pelan di kaca jendelanya.
Hal ini tentu saja aneh,
mengingat kamar apartemennya terletak di lantai tiga. Tidak mungkin ada seseorang
yang dapat menjangkau jendelanya. Adam mencoret kemungkinan itu dari
serangkaian kemungkinan yang terangkai di otaknya. Lalu apa?
Adam mencoba melongok keluar
jendela setelah suara itu terdengar beberapa malam. Namun Adam tidak dapat
menemukan apapun. Yang ia lihat hanyalah sebuah pohon besar yang terletak di
sebelah apartemen itu. Adam sempat berpikir, mungkin suara itu dihasilkan oleh
ranting pohon yang tertiup angin, dan secara tidak sengaja menyentuh kaca
jendelanya. Bukan hal yang mustahil. Tetapi, ranting-ranting pohon itu terletak
terlalu jauh dari jendelanya. Teori mengenai ranting pohon itu pun gugur
seketika.
Adam tidak habis pikir.
Setiap malam ia mencoba itu terus terjaga, menunggu datangnya suara itu. Ia
duduk di sebuah sofa yang terletak berseberangan dengan sebuah cermin besar
yang menempel di dinding. Dari cermin itu ia dapat melihat ke arah jendela yang
ada di belakangnya. Mungkin ia bisa menangkap sesuatu dari pantulan cermin itu.
Adam menunggu dua setengah
jam, hingga jarum jam menunjukkan pukul satu dinihari. Jika saja ia tidak harus
bekerja keesokan harinya, mungkin ia akan terus berjaga sampai pagi. Anehnya,
untuk malam itu, suara ketukan itu tidak terdengar. Adam sempat berpikir,
mungkin suara itu hanya kebetulan saja. Mungkin hewan atau semacamnya.
Malam berikutnya Adam
memutuskan untuk tidur awal. Dan keanehan terjadi lagi setelah itu. Suara
ketuka lirih di jendela terdengar lagi. Ketukan lembut, yang mengetuk kaca
jendela yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Adam bangun seketika dari
tempat tidurnya dan mengarah ke jendela. Ia menyingkap tirai yang menutupi
jendela itu, dan ia…., tidak menemukan apapun.
Jendelanya masih tertutup
rapat, terkunci, dan aman. Adam membuka jendela itu dan melongok keluar,
mencari jika saja memang ada seseorang yang iseng dengannya. Namun…, tidak.
Malam itu begitu sunyi, bahkan tak berangin. Dan Adam tidak menemukan apapun
dari hasil investigasinya.
Mungkin memang ada yang aneh
dengan kamar apartemen yang ia tinggali itu. Ia memang belum lama tinggal di
kamar itu. Dan ia belum mengerti segala cerita mengenai kamar yang ia tempati.
Beberapa hari setelah Adam terus mendengar suara ketukan di jendela itu, ia
mulai menceritakan segala yang ia alami pada sang empunya gedung apartemen.
Pria bertubuh kurus itu bernama Matt. Wajahnya terlihat begtu serius saat
mendengarkan segala penjelasan dari Adam.
“Kau yakin dengan hal itu?”
tanya Matt seolah tidak percaya dengan apa yang Adam ucapkan.
“Aku serius.” Ucap Adam.
“Suara itu selalu terdengar setiap malam. Dan kini aku benar-benar terganggu.”
“Setiap malam? Ada jam
spesifik?”
“Entahlah.” Jawab Adam ragu.
Ia memang tidak menginhat jam berapa suara itu terdengar.
“Ada sesuatu yang tidak aku
ketahui?” tanya Adam beberapa detik kemudian. “Sesuatu…, mengenai kamar yang
kupakai. Mungkin pemilik sebelumnya…”
“Dengar, Adam!” potong Matt.
“Tidak pernah ada kejadian aneh sebelumnya. Bahkan pemilik sebelum kau tidak
pernah mengeluhkan apapun.”
“Ya. Hanya aku.” Ucap Adam.
“Aneh, ‘kan?”
Adam benar-benar tidak
mendapat penderahan dari sang empunya apartemen. Mungkin kini ia sudah mulai
tidak disenangi karena telah menyebar rumor yang belum jelas itu.
Adam duduk termenung di
sofanya, sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Untuk pertama kalinya, Adam
melihat dirinya sudah begitu tua. Sedikit rambutnya mulai berubah menjadi
abu-abu. Karena ia sudah berada di usia akhir tiga puluhan.
Adam menghela nafasnya
sambil mengusap wajahnya. Ia tatap kembli pantulan dirinya di cermin. Lalu
beralih pada pantulan bingkai jendela yang ada di belakangnya. Apa yang
sebenarnya terjadi? Suara apa yang sebenarnya ia dengar setiap malam itu?
Adam melangkah masuk ke
dalam kamar apartemennya di suatu sore yang tenang. Ia merasa lelah, setelah
seharian bekerja di penebangan kayu dan berolahraga sejenak di gym. Ingin
rasanya ia segera menjatuhkan dirinya di tempat tidur seperti biasa, dan
tertidur. Namun ia masih menyempatkan diri untuk mandi sore itu.
Jarum jam menunjukkan pukul
sembilan malam saat Adam bersantai di depan tv. Sebuah bungkusan popcorn besar
berada di tangannya, menemani waktunya menonton film klasik. Adam begitu serius
menikmati filmyang ia tonton, saat tiba-tiba saja sebuah suara muncul tak
terduga.
“TOK! TOK!”
Adam seketika menjumbul dari
sofa yang ia duduki dan memutar-mutar kepalanya. Suara itu lagi? Ya. Adam
benar-benar yakin bahwa suara itu adalah suara yang sama dengan apa yang ia
dengar setiap malam. Apakah datangnya dari jendela lagi?
Adam tidak dapat
memastikannya. Suaranya terdengar sama, namun suara tv sedikit menenggelamkan
suara ketukan itu. Mungkin memang terdengar dari jendela.
Adam memandang ke arah
kegelapan malam diluar jendelanya yang masih belum tertutup tirai itu. Tidak
ada apapun disana. Dan segalanya sesuatunya menjadi aneh. Adam merasakan bulu
kuduknya berdiri seketika. Suasana kamar apartemennya yang remang membuat
keadaannya jadi sedikit menakutkan.
Adam sebenarnya bukanlah
tipe orang yang akan dengan mudahnya takut dengan hal-hal berbau supranatural.
Namun suara aneh itu ia akui mulai mengganggu. Dan sebelum Adam dapat
memecahkan misteri itu, ia mungkin tidak akan bisa tidur dengan tenang.
Adam memutuskan untuk pergi
tidur dan mencoba untuk melupakan mengenai suara ketukan itu. Dalam keadaan
gelap, Adam hanya dapat berharap agar suara itu tidak datang lagi. Ia memohon,
untuk pertama kalinya.
Entah sudah berapa lama Adam
tertidur. Sebuah suara yang begitu keras membuatnya terbangun seketika dari
tidurnya. Ia buka matanya, yang dengan segera terbutakan oleh cahaya terang di
dalam kamarnya. Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Ia sudah mematikan lampu
sebelum tidur.
Satu hal yang tidak Adam
duga terjadi di depan kedua matanya. Cermin besar yang ada di depan sofa itu
tiba-tiba saja hancur berkeping-keping. Menimbulkan suara keras yang mungkin
dapat membangunkan seisi gedung apartemen itu. Adam mencoba bangkit dari tempat
tidurnya, namun seketika itu juga sebuah cahaya yang terang berpendar dari
lampu di atas meja. Yang semakin lama-semakin terang, hingga membutakan
pandangan Adam. Kemudian,
“TIDAK!!”
**
Adam berteriak. Mungkin
adalah teriakan terkeras yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Kedua matanya
dengan cepat terbuka, dan ia dapati dirinya duduk diatas tempat tidur dalam
keadaan kamar yang gelap. Apa yang terjadi?
Adam menghela nafasnya lega
saat menyadari apa yang ia alami barusan hanyalah sebuah mimpi. Sebuah mimpi
yang aneh, yang mungkin dipengaruhi oleh suara ketukan misterius itu. Ia
memandang ke arah cermin besar yang ada di depan sofa. Dan cermin itu masih
dalam keadaan utuh.
Jarum jam menunjukkan pukul dua
pagi. Keadaan begitu sunyi, dan Adam mungkin tidak akan bisa kembali tidur
setelah mengalami mimpi itu. Paling tidak ia sudah mencoba untuk tertidur
kembali. Namun pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai
anomali yang terjadi di kamar apartemennya itu.
Ada bangkit dari tempat
tidurnya, meminum air putih lali duduk diatas sofa. Acara tv dini hari sedikit
membosankan. Namun Adam tidak punya hal lain untuk dilakukan.
Adam mengira bahwa ancaman
telah berlalu. Ia mengira bahwa ketukan itu tidak akan terdengar lagi hingga
pagi. Ternyata dugaannya salah besar. Tepat ketika ia sedang serius menonton
acara sport di tv, tiba-tiba saja suara ketukan itu kembali terdengar.
“TOK! TOK!”
Adam seketika memutar
kepalanya ke arah jendela. Keadaan di luar sepi, dan ia sama sekali tidak
melihat adanya benda yang mungkin dapat menimbulkan suara itu. Adam memutar
kembali kepalanya, dan lagi-lagi suara iu terdengar dengan begitu jelas.
Adam merasakan sebuah
keanehan lagi setelah itu. Cahaya lampu meja tiba-tiba saja meredup, dan
berkedip untuk sesaat. Ia juga merasakan adanya sapuan angin dingin menyentuh
wajahnya. Yang tentu saja aneh, mengingat tidak ada jendela yang terbuka di
kamarnya.
Lampu di meja kembali ke
keadaan normal. Namun Adam masih merasa bahwa ada yang tidak beres. Ia masih
memaku pandangannya pada jendela itu. Lalu,
“TOK! TOK! TOK!”
Tiga ketukan terdengar. Adam
masih memaku pandangannya pada kaca jendela. Namun tidak ada yang dapat ia
lihat. Apa yang sebenarnya menimbulkan suara itu benar-benar membuat Adam
penasaran.
“Persetan!” ucap Adam seraya
bangkit dari sofa yang ia duduki. Ia dengan cepat bergerak ke arah jendela itu,
dan dengan keras membukanya. Keadaan di luar begitu tenang, tidak ada angin.
Bahkan ranting pohon yang ada tak jauh dari jendela kamarnya terlihat tak
bergerak.
“Lakukan lagi!” teriak Adam.
Ia merasa tolol karena telah berteriak sendirian di tengah malam buta.
Adam menunggu selama satu
hingga dua menit. Dan suara itu tidak kembali. Adam mendengus kesal. Ia sudah
siap dengan apapun yang akan terjadi, namun keanehan itu tidak kembali.
Dengan keras Adam menutup
jendelanya, dan seketika memutar tubuhnya, saat suara itu kembali terdengar.
“TOK! TOK!”
Tubuh Adam membeku seketika.
Suara itu terdengar kembali. Namun kali ini bukan berasal dari jendela yang ada
di belakang tubuhnya. Melainkan berasal dari cermin besar yang ada di depan
sofa itu. Adam merasa tidak begitu yakin. Namun dengan ketukan yang terdengar
lagi setelah itu, Adam kini yakin bahwa ketukan berasal dari cermin. Benarkah?
Cermin besar itu terpasang
pad dinding ruangan, dan tidak mungkin ada celah dibelakang cermin besar itu.
Namun Adam begitu yakin. Ia bahkan melihat permukaan cermin bergetar saat
ketukan itu terdengar. Itukah yang selama ini terjadi? Ketukan yang berasal
dari cermin, dan bukan dari jendela kamarnya?
Adam bergerak mendekati
cermin besar itu, lalu menunggu. Sedetik kemudian, ketukan kembali terdengar.
Dan permukaan cermin itu kembali bergetar.
Tubuh Adam meremang
seketika. Apa yang terjadi? Ada apa sebenarnya dengan cermin itu?
Adam seketika teriangat
dengan mimpi yang ia alami beberapa saat yang lalu. Di dalam mimpinya, cermin
itu pecah berkeping-keping. Apakah itu tanda bahwa ia harus memecahkan cermin
itu untuk mendapatkan jawaban dari ketukan-ketukan misterius itu?
Adam kembali berjingkat saat
cermin itu bergetar disrtai dengan suara ketukan yang terdengar amat jelas.
Adam mulai yakin bahwa semua jawabannya ada dibalik cermin itu. Meski ia akui
bahwa teorinya mungkin sedikit aneh dan tidak masuk akal.
“TOK! TOK! TOK!”
Adam sudah tidak tahan lagi
dengan suara itu. Seketika ia sahut sebuah asbak dari atas meja dan langsung
melemparnya ke cermin besar itu.
“PRANG!!”
Cermin itu seolah meledak,
pecah berkeping-keping seperti yang terjadi di dalam mimpinya. Lalu apa yang ia
temukan dibalik cermin besar itu?
Tidak ada. Hanya ada sebuah
dinding kayu dibalik bingkai cermin besar itu. Seolah tidak apapun yang dapat
menjelaskan mengenai suara ketukan-ketukan itu. Dan semakin lama dipikirkan,
segalanya jadi terasa begitu aneh. Adam mendengus kesal saat tidak menemukan
apapun. Namun sebuah titik di dinding tua itu menarik perhatian Adam.
Terdapat sebuah lubang kecil
di bagian dinding yang ada di balik bingkai cermin. Sebuah lubang, yang
mengarah ke bagian tengah dari dinding yang berlapis itu. Adam mencoba melihat
ke dalam, namun terlalu gelap.
Adam baru menyadari sesaat
kemudian bahwa bagian dinding itu terlihat lebih baru daripada dinding lain di
kamar apartemennya. Seolah baru saja diganti. Hal ini membuat Adam semakin
penasaran. Ada sebuah teori kecil yang muncul di otaknya mengenai dinding baru
itu. Mungkin di dalam dinding itu…
Adam dengan keras menendang
permukaan kayu tipis itu, hingga sebuah lubang besar menganga dari hasil
tendanganya. Adm memukul bagian lain dari dinding itu, dan membuat beberapa
lubang. Yang ia perlukan selanjutnya hanyalah kekuatan jarinya untuk
merontokkan setiap papan yang ada di dinding itu. Dan begitu semua terlepas,
Adam mendapati sesuatu yang terkubur di dalam kepatnya debu. Terdapat kerangka
manusia yang masih terbalut dengan pakaian, yang terlihat begitu usang.
“Tidak! Tidak!”
Tidak ada yang dapat Adam
rubah dari kenyataan itu. Ada satu kerangka di dalam dinding apartemennya.
Seseorang, yang mungkin disekap dalam waktu lama di dalam dinding itu, hingga
akhirnya meninggal karena kelaparan. Dan seseorang mencoba untuk menutupi hasil
tindak kriminalnya.
**
Jarum jam rasanya bergerak
begitu cepat setelah penemua mengejutkan itu. Pukul empat pagi, gedung
apartemen itu sudah dipenuhi dengan para petugas dari kepolisian yang bertugas
untuk mengambil kerangka tersebut, dan melakukan penyelidikan lanjutan. Tidak
ada yang benar-benar dapat Adam ucapkan pada salah satu petugas polisi. Ia
masih terguncang dengan penemuan itu.
“Pemilik yang lama.” Ucap
Matt yang berdiri di samping Adam. Pria kurus itu terlihat juga terguncang
dengan penemuan itu.
“Aku tidak pernah tahu…”
“Kita tidak akan pernah tahu
apa yang sebenarnya terjadi.” Potong Adam seraya mengusap wajahnya. “Matt,
kurasa dalam beberapa hari kau harus sibuk dengan polisi-polisi ini.”
Sungguh sebuah kejadian yang
tidak Adam harapkan. Ia berpikir akan bisa tinggal dengan tenang di apartemen
ini setelah ia pergi dari kotanya yang lama untuk meninggalkan kenangan pahit
akan kehidupan. Dan kini, sepertinya ia haris pindah lagi. Mungkin ke apartemen
yang baru.
Paling tidak, misteri
mengenai ketukan-ketukan misterius itu sudah dapat terpecahkan. Mungkin arwah
dari korban meminta Adam untuk mengeluarkannya dari dalam dinding itu. Adam
tidak sepenuhnya percaya dengan cerita hantu. Tapi tidak dapat dipungkiri,
bahwa ia baru saja mengalami hal supranatural yang aneh dan tidak dapat
dijelaskan dengan akal sehat.
****
No comments:
Post a Comment