Thursday, August 4, 2016

KETUKAN - KETUKAN MISTERIUS



Bukan pertama kalinya bagi Adam untuk mendengar suara ketukan di kaca jendelanya itu. Hal ini sudah sering terjadi, dan setiap kali suara itu terdengar, Adam terbangun dari tidurnya dan tidak bisa tidur lagi sampai pagi. Kemisteriusan dari suara ketukan di jendela itu sudah seperti kejadian rutin bagi Adam. Ia menghitung, bahwa sudah ada dua minggu sejak suara itu pertama kali terdengar.
Adam bahkan tidak tahu bagaimana semua itu bermula. Dua minggu yang lalu ia pulang dari gym setelah bekerja, dan karena sudah kelelahan, langsung membanting tubuhnya ke atas tempat tidur tanpa mandi atau melakukan hal lain. Hal selanjutnya yang ia ingat adalah dirinya, yang terbangun pukul sebelas malam dalam keadaan gelap. Kamar apartemennya memang kecil. Dan sulit sekali untuk bergerak di kegelapan tanpa menabrak benda. Adam teringat bahwa suatu suara membangunkannya malam itu. Ya. Suara ketukan pelan di kaca jendelanya.
Hal ini tentu saja aneh, mengingat kamar apartemennya terletak di lantai tiga. Tidak mungkin ada seseorang yang dapat menjangkau jendelanya. Adam mencoret kemungkinan itu dari serangkaian kemungkinan yang terangkai di otaknya. Lalu apa?
Adam mencoba melongok keluar jendela setelah suara itu terdengar beberapa malam. Namun Adam tidak dapat menemukan apapun. Yang ia lihat hanyalah sebuah pohon besar yang terletak di sebelah apartemen itu. Adam sempat berpikir, mungkin suara itu dihasilkan oleh ranting pohon yang tertiup angin, dan secara tidak sengaja menyentuh kaca jendelanya. Bukan hal yang mustahil. Tetapi, ranting-ranting pohon itu terletak terlalu jauh dari jendelanya. Teori mengenai ranting pohon itu pun gugur seketika.
Adam tidak habis pikir. Setiap malam ia mencoba itu terus terjaga, menunggu datangnya suara itu. Ia duduk di sebuah sofa yang terletak berseberangan dengan sebuah cermin besar yang menempel di dinding. Dari cermin itu ia dapat melihat ke arah jendela yang ada di belakangnya. Mungkin ia bisa menangkap sesuatu dari pantulan cermin itu.
Adam menunggu dua setengah jam, hingga jarum jam menunjukkan pukul satu dinihari. Jika saja ia tidak harus bekerja keesokan harinya, mungkin ia akan terus berjaga sampai pagi. Anehnya, untuk malam itu, suara ketukan itu tidak terdengar. Adam sempat berpikir, mungkin suara itu hanya kebetulan saja. Mungkin hewan atau semacamnya.
Malam berikutnya Adam memutuskan untuk tidur awal. Dan keanehan terjadi lagi setelah itu. Suara ketuka lirih di jendela terdengar lagi. Ketukan lembut, yang mengetuk kaca jendela yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Adam bangun seketika dari tempat tidurnya dan mengarah ke jendela. Ia menyingkap tirai yang menutupi jendela itu, dan ia…., tidak menemukan apapun.
Jendelanya masih tertutup rapat, terkunci, dan aman. Adam membuka jendela itu dan melongok keluar, mencari jika saja memang ada seseorang yang iseng dengannya. Namun…, tidak. Malam itu begitu sunyi, bahkan tak berangin. Dan Adam tidak menemukan apapun dari hasil investigasinya.
Mungkin memang ada yang aneh dengan kamar apartemen yang ia tinggali itu. Ia memang belum lama tinggal di kamar itu. Dan ia belum mengerti segala cerita mengenai kamar yang ia tempati. Beberapa hari setelah Adam terus mendengar suara ketukan di jendela itu, ia mulai menceritakan segala yang ia alami pada sang empunya gedung apartemen. Pria bertubuh kurus itu bernama Matt. Wajahnya terlihat begtu serius saat mendengarkan segala penjelasan dari Adam.
“Kau yakin dengan hal itu?” tanya Matt seolah tidak percaya dengan apa yang Adam ucapkan.
“Aku serius.” Ucap Adam. “Suara itu selalu terdengar setiap malam. Dan kini aku benar-benar terganggu.”
“Setiap malam? Ada jam spesifik?”
“Entahlah.” Jawab Adam ragu. Ia memang tidak menginhat jam berapa suara itu terdengar.
“Ada sesuatu yang tidak aku ketahui?” tanya Adam beberapa detik kemudian. “Sesuatu…, mengenai kamar yang kupakai. Mungkin pemilik sebelumnya…”
“Dengar, Adam!” potong Matt. “Tidak pernah ada kejadian aneh sebelumnya. Bahkan pemilik sebelum kau tidak pernah mengeluhkan apapun.”
“Ya. Hanya aku.” Ucap Adam. “Aneh, ‘kan?”
Adam benar-benar tidak mendapat penderahan dari sang empunya apartemen. Mungkin kini ia sudah mulai tidak disenangi karena telah menyebar rumor yang belum jelas itu.
Adam duduk termenung di sofanya, sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Untuk pertama kalinya, Adam melihat dirinya sudah begitu tua. Sedikit rambutnya mulai berubah menjadi abu-abu. Karena ia sudah berada di usia akhir tiga puluhan.
Adam menghela nafasnya sambil mengusap wajahnya. Ia tatap kembli pantulan dirinya di cermin. Lalu beralih pada pantulan bingkai jendela yang ada di belakangnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Suara apa yang sebenarnya ia dengar setiap malam itu?
Adam melangkah masuk ke dalam kamar apartemennya di suatu sore yang tenang. Ia merasa lelah, setelah seharian bekerja di penebangan kayu dan berolahraga sejenak di gym. Ingin rasanya ia segera menjatuhkan dirinya di tempat tidur seperti biasa, dan tertidur. Namun ia masih menyempatkan diri untuk mandi sore itu.
Jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam saat Adam bersantai di depan tv. Sebuah bungkusan popcorn besar berada di tangannya, menemani waktunya menonton film klasik. Adam begitu serius menikmati filmyang ia tonton, saat tiba-tiba saja sebuah suara muncul tak terduga.
“TOK! TOK!”
Adam seketika menjumbul dari sofa yang ia duduki dan memutar-mutar kepalanya. Suara itu lagi? Ya. Adam benar-benar yakin bahwa suara itu adalah suara yang sama dengan apa yang ia dengar setiap malam. Apakah datangnya dari jendela lagi?
Adam tidak dapat memastikannya. Suaranya terdengar sama, namun suara tv sedikit menenggelamkan suara ketukan itu. Mungkin memang terdengar dari jendela.
Adam memandang ke arah kegelapan malam diluar jendelanya yang masih belum tertutup tirai itu. Tidak ada apapun disana. Dan segalanya sesuatunya menjadi aneh. Adam merasakan bulu kuduknya berdiri seketika. Suasana kamar apartemennya yang remang membuat keadaannya jadi sedikit menakutkan.
Adam sebenarnya bukanlah tipe orang yang akan dengan mudahnya takut dengan hal-hal berbau supranatural. Namun suara aneh itu ia akui mulai mengganggu. Dan sebelum Adam dapat memecahkan misteri itu, ia mungkin tidak akan bisa tidur dengan tenang.
Adam memutuskan untuk pergi tidur dan mencoba untuk melupakan mengenai suara ketukan itu. Dalam keadaan gelap, Adam hanya dapat berharap agar suara itu tidak datang lagi. Ia memohon, untuk pertama kalinya.
Entah sudah berapa lama Adam tertidur. Sebuah suara yang begitu keras membuatnya terbangun seketika dari tidurnya. Ia buka matanya, yang dengan segera terbutakan oleh cahaya terang di dalam kamarnya. Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Ia sudah mematikan lampu sebelum tidur.
Satu hal yang tidak Adam duga terjadi di depan kedua matanya. Cermin besar yang ada di depan sofa itu tiba-tiba saja hancur berkeping-keping. Menimbulkan suara keras yang mungkin dapat membangunkan seisi gedung apartemen itu. Adam mencoba bangkit dari tempat tidurnya, namun seketika itu juga sebuah cahaya yang terang berpendar dari lampu di atas meja. Yang semakin lama-semakin terang, hingga membutakan pandangan Adam. Kemudian,
“TIDAK!!”

**

Adam berteriak. Mungkin adalah teriakan terkeras yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Kedua matanya dengan cepat terbuka, dan ia dapati dirinya duduk diatas tempat tidur dalam keadaan kamar yang gelap. Apa yang terjadi?
Adam menghela nafasnya lega saat menyadari apa yang ia alami barusan hanyalah sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang aneh, yang mungkin dipengaruhi oleh suara ketukan misterius itu. Ia memandang ke arah cermin besar yang ada di depan sofa. Dan cermin itu masih dalam keadaan utuh.
Jarum jam menunjukkan pukul dua pagi. Keadaan begitu sunyi, dan Adam mungkin tidak akan bisa kembali tidur setelah mengalami mimpi itu. Paling tidak ia sudah mencoba untuk tertidur kembali. Namun pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai anomali yang terjadi di kamar apartemennya itu.
Ada bangkit dari tempat tidurnya, meminum air putih lali duduk diatas sofa. Acara tv dini hari sedikit membosankan. Namun Adam tidak punya hal lain untuk dilakukan.
Adam mengira bahwa ancaman telah berlalu. Ia mengira bahwa ketukan itu tidak akan terdengar lagi hingga pagi. Ternyata dugaannya salah besar. Tepat ketika ia sedang serius menonton acara sport di tv, tiba-tiba saja suara ketukan itu kembali terdengar.
“TOK! TOK!”
Adam seketika memutar kepalanya ke arah jendela. Keadaan di luar sepi, dan ia sama sekali tidak melihat adanya benda yang mungkin dapat menimbulkan suara itu. Adam memutar kembali kepalanya, dan lagi-lagi suara iu terdengar dengan begitu jelas.
Adam merasakan sebuah keanehan lagi setelah itu. Cahaya lampu meja tiba-tiba saja meredup, dan berkedip untuk sesaat. Ia juga merasakan adanya sapuan angin dingin menyentuh wajahnya. Yang tentu saja aneh, mengingat tidak ada jendela yang terbuka di kamarnya.
Lampu di meja kembali ke keadaan normal. Namun Adam masih merasa bahwa ada yang tidak beres. Ia masih memaku pandangannya pada jendela itu. Lalu,
“TOK! TOK! TOK!”
Tiga ketukan terdengar. Adam masih memaku pandangannya pada kaca jendela. Namun tidak ada yang dapat ia lihat. Apa yang sebenarnya menimbulkan suara itu benar-benar membuat Adam penasaran.
“Persetan!” ucap Adam seraya bangkit dari sofa yang ia duduki. Ia dengan cepat bergerak ke arah jendela itu, dan dengan keras membukanya. Keadaan di luar begitu tenang, tidak ada angin. Bahkan ranting pohon yang ada tak jauh dari jendela kamarnya terlihat tak bergerak.
“Lakukan lagi!” teriak Adam. Ia merasa tolol karena telah berteriak sendirian di tengah malam buta.
Adam menunggu selama satu hingga dua menit. Dan suara itu tidak kembali. Adam mendengus kesal. Ia sudah siap dengan apapun yang akan terjadi, namun keanehan itu tidak kembali.
Dengan keras Adam menutup jendelanya, dan seketika memutar tubuhnya, saat suara itu kembali terdengar.
“TOK! TOK!”
Tubuh Adam membeku seketika. Suara itu terdengar kembali. Namun kali ini bukan berasal dari jendela yang ada di belakang tubuhnya. Melainkan berasal dari cermin besar yang ada di depan sofa itu. Adam merasa tidak begitu yakin. Namun dengan ketukan yang terdengar lagi setelah itu, Adam kini yakin bahwa ketukan berasal dari cermin. Benarkah?
Cermin besar itu terpasang pad dinding ruangan, dan tidak mungkin ada celah dibelakang cermin besar itu. Namun Adam begitu yakin. Ia bahkan melihat permukaan cermin bergetar saat ketukan itu terdengar. Itukah yang selama ini terjadi? Ketukan yang berasal dari cermin, dan bukan dari jendela kamarnya?
Adam bergerak mendekati cermin besar itu, lalu menunggu. Sedetik kemudian, ketukan kembali terdengar. Dan permukaan cermin itu kembali bergetar.
Tubuh Adam meremang seketika. Apa yang terjadi? Ada apa sebenarnya dengan cermin itu?
Adam seketika teriangat dengan mimpi yang ia alami beberapa saat yang lalu. Di dalam mimpinya, cermin itu pecah berkeping-keping. Apakah itu tanda bahwa ia harus memecahkan cermin itu untuk mendapatkan jawaban dari ketukan-ketukan misterius itu?
Adam kembali berjingkat saat cermin itu bergetar disrtai dengan suara ketukan yang terdengar amat jelas. Adam mulai yakin bahwa semua jawabannya ada dibalik cermin itu. Meski ia akui bahwa teorinya mungkin sedikit aneh dan tidak masuk akal.
“TOK! TOK! TOK!”
Adam sudah tidak tahan lagi dengan suara itu. Seketika ia sahut sebuah asbak dari atas meja dan langsung melemparnya ke cermin besar itu.
“PRANG!!”
Cermin itu seolah meledak, pecah berkeping-keping seperti yang terjadi di dalam mimpinya. Lalu apa yang ia temukan dibalik cermin besar itu?
Tidak ada. Hanya ada sebuah dinding kayu dibalik bingkai cermin besar itu. Seolah tidak apapun yang dapat menjelaskan mengenai suara ketukan-ketukan itu. Dan semakin lama dipikirkan, segalanya jadi terasa begitu aneh. Adam mendengus kesal saat tidak menemukan apapun. Namun sebuah titik di dinding tua itu menarik perhatian Adam.
Terdapat sebuah lubang kecil di bagian dinding yang ada di balik bingkai cermin. Sebuah lubang, yang mengarah ke bagian tengah dari dinding yang berlapis itu. Adam mencoba melihat ke dalam, namun terlalu gelap.
Adam baru menyadari sesaat kemudian bahwa bagian dinding itu terlihat lebih baru daripada dinding lain di kamar apartemennya. Seolah baru saja diganti. Hal ini membuat Adam semakin penasaran. Ada sebuah teori kecil yang muncul di otaknya mengenai dinding baru itu. Mungkin di dalam dinding itu…
Adam dengan keras menendang permukaan kayu tipis itu, hingga sebuah lubang besar menganga dari hasil tendanganya. Adm memukul bagian lain dari dinding itu, dan membuat beberapa lubang. Yang ia perlukan selanjutnya hanyalah kekuatan jarinya untuk merontokkan setiap papan yang ada di dinding itu. Dan begitu semua terlepas, Adam mendapati sesuatu yang terkubur di dalam kepatnya debu. Terdapat kerangka manusia yang masih terbalut dengan pakaian, yang terlihat begitu usang.
“Tidak! Tidak!”
Tidak ada yang dapat Adam rubah dari kenyataan itu. Ada satu kerangka di dalam dinding apartemennya. Seseorang, yang mungkin disekap dalam waktu lama di dalam dinding itu, hingga akhirnya meninggal karena kelaparan. Dan seseorang mencoba untuk menutupi hasil tindak kriminalnya.

**

Jarum jam rasanya bergerak begitu cepat setelah penemua mengejutkan itu. Pukul empat pagi, gedung apartemen itu sudah dipenuhi dengan para petugas dari kepolisian yang bertugas untuk mengambil kerangka tersebut, dan melakukan penyelidikan lanjutan. Tidak ada yang benar-benar dapat Adam ucapkan pada salah satu petugas polisi. Ia masih terguncang dengan penemuan itu.
“Pemilik yang lama.” Ucap Matt yang berdiri di samping Adam. Pria kurus itu terlihat juga terguncang dengan penemuan itu.
“Aku tidak pernah tahu…”
“Kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi.” Potong Adam seraya mengusap wajahnya. “Matt, kurasa dalam beberapa hari kau harus sibuk dengan polisi-polisi ini.”
Sungguh sebuah kejadian yang tidak Adam harapkan. Ia berpikir akan bisa tinggal dengan tenang di apartemen ini setelah ia pergi dari kotanya yang lama untuk meninggalkan kenangan pahit akan kehidupan. Dan kini, sepertinya ia haris pindah lagi. Mungkin ke apartemen yang baru.
Paling tidak, misteri mengenai ketukan-ketukan misterius itu sudah dapat terpecahkan. Mungkin arwah dari korban meminta Adam untuk mengeluarkannya dari dalam dinding itu. Adam tidak sepenuhnya percaya dengan cerita hantu. Tapi tidak dapat dipungkiri, bahwa ia baru saja mengalami hal supranatural yang aneh dan tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat.

****

No comments:

Post a Comment